Energi panas bumi telah dikembangkan sejak 30 tahun lalu. Namun, hingga kini Indonesia baru memanfaatkan 1.198 megawatt atau empat persen dari potensi panas bumi nasional.
Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Hadiyanto, mengatakan, potensi panas bumi sebesar itu bisa dimanfaatkan hingga Indonesia menjadi kiblat panas bumi dunia. "Pengembangannya masih terbuka lebar," kata Hadiyanto dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Panas Bumi Indonesia di Jakarta, Selasa 22 Februari 2011.
Menurut Hadiyanto, potensi panas bumi sebesar 28.000 megawatt, menempatkan Indonesia di posisi teratas dalam cadangan panas bumi terbesar di dunia. "40 persen cadangan panas bumi dunia saat ini berada di Indonesia," tuturnya.
Pemerintah berharap energi panas bumi bisa dikembangkan maksimal. Selain murah, panas bumi merupakan energi yang bersih dan rendah emisi karbon. "Filipina saat ini menjadi produsen panas bumi terbesar kedua di dunia," katanya.
Untuk mempercepat pengembangan panas bumi, tahun ini pemerintah mengalokasi dana sebesar Rp350 miliar guna melakukan mitigasi risiko hulu dengan melakukan pemboran di Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. "Pemerintah tahun ini mengalokasikan Rp350 miliar untuk memitigasi risiko hulu pengembangan panas bumi," ujarnya.
Baca Selengkapnya → 40% Cadangan Panas Bumi Ada Di indonesia
Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Hadiyanto, mengatakan, potensi panas bumi sebesar itu bisa dimanfaatkan hingga Indonesia menjadi kiblat panas bumi dunia. "Pengembangannya masih terbuka lebar," kata Hadiyanto dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Panas Bumi Indonesia di Jakarta, Selasa 22 Februari 2011.
Menurut Hadiyanto, potensi panas bumi sebesar 28.000 megawatt, menempatkan Indonesia di posisi teratas dalam cadangan panas bumi terbesar di dunia. "40 persen cadangan panas bumi dunia saat ini berada di Indonesia," tuturnya.
Pemerintah berharap energi panas bumi bisa dikembangkan maksimal. Selain murah, panas bumi merupakan energi yang bersih dan rendah emisi karbon. "Filipina saat ini menjadi produsen panas bumi terbesar kedua di dunia," katanya.
Untuk mempercepat pengembangan panas bumi, tahun ini pemerintah mengalokasi dana sebesar Rp350 miliar guna melakukan mitigasi risiko hulu dengan melakukan pemboran di Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. "Pemerintah tahun ini mengalokasikan Rp350 miliar untuk memitigasi risiko hulu pengembangan panas bumi," ujarnya.