Kalo kita melihat ada orang yang menganggur. Itu bukan karena dia tidak ada pekerjaan, BUKAN!
Apakah Sebabnya? Apakah karena sempitnya lapangan kerja? Apakah Karena Kegagalan Program Pemerintah? Atau Malah Karena sikap menyalahkan kedua sebab yang telah disebutkan itu sehingga orang itu menganggur dan malas mencari kerja?
Jika kalian semua menjawab IYA seluruh pertanyaan diatas, berarti KALIAN ADALAH PEMALAS !. Maap maap aja nih ya kalau to the point.
Mengapa di negeri ini banyak pengangguran? Ini sebuah pertanyaan yang versi jawabannya banyak banget.
Para pemegang jabatan kunci di pemerintahan menyebutkan bahawa pertumbuhan ekonomi belum mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk menyerap seluruh calon tenaga kerja, yang setiap tahun jumlahnya cenderung meningkat.
Kalangan LSM punya alasan lain, tak kunjung selesainya masalah pengangguran, merupakan kegagalan program-program pemerintah lewat berbagai Departemen Tenaga Kerja, Departemen Sosial dan Kementrian Koperasi dan UKM.
Tapi saya punya pandangan berbeda. Banyaknya pengangguran, disebabkan oleh malasnya calon pekerja masuk lapangan kerja yang ada, karena mereka cenderung memilih-milih pekerjaan yang cocok bagi mereka. Entah itu cocok dengan bidang pendidikan atau cocok dengan minat mereka. Dan bahkan memilih sesuai dengan gaji, padahal mereka tidak punya pendidikan dan latar belakang yang mendukung.
Coba deh lihat iklan lowongan pekerjaan di koran. Tidak sedikit kan??? Banyak banget lowongan yang ada. Tapi yang berminat atau atas pekerjaan yang ditawarkan sedikit, karena mayoritas pekerjaan itu adalah menjadi tenaga pemasar atau marketing.
Mungkin pilihan menjadi marketing atau tenaga pemasar adalah pilihan terakhir. Kenapa? Alasannya banyak, dari jawaban alasan karena tidak berbakat, kurang pengalaman, malu, dan sebagainya. Dan saya pikir, semua itu sebetulnya cuman punya jawaban satu aja yaitu GENGSI. Yes or No ? Anda jawab sendiri
So, kalo mau terus jadi pengangguran, makan saja gengsimu…
Wajar, jika kita bebas memilih apa saja, tapi kita tidak bisa memilih resiko pilihan yang kita ambil.
Mau jadi manager? jadilah bawahan manager dulu. Mau jadi pengusaha besar? usaha kecil-kecilan dulu.
Jangan pengennya langsung besar tapi kerja yang kecil-kecil saja gengsi, sehingga malah menyebabkan pengangguran. Seperti jika kita ingin menangkap ikan paus, tangkaplah di samudera, bukan di selokan. Setuju Tidak ?
Jangankan kerja, nganggur juga ada resikonya. Kerja capek, nganggur juga capek.
Kerja bikin ngantuk, nganggur juga bikin ngantuk. Cuman bedanya, Kerja dapat ilmu, dapat duit. Lah kalo nganggur ??? Sudah tidak dapat ilmu, otak semakin lama di diamkan semakin tumpul. Plus ga dapet duit. Mau hidup pake apa ? nodong? maling? ngerugiin diri sendiri dan orang lain.
Contoh lain yang simplenya, coba misalkan orang yang bekerja ketiduran, dia ngomongnya “aduh, kerjanya kesiangan”. Itu masih mending. Daripada yang nganggur “aduh, nganggurnya kesiangan”, atau “aduh bangungnya kesiangan”. Udah nganggur, Kesiangan lagi. Mana bisa sukses kalo gitu.
Jika kita tidak suka dengan pekerjaan yang berada di iklan, fokuslah pekerjaan pada yang kita sukai atau hobi kita.
Karena tidak penting seberapa banyak penghasilan dari pekerjaan kita, yang penting, seberapa besar CINTA kita terhadap pekerjaan tersebut.
Yang terpaling penting, berusaha dan berdo’a kepada Tuhan.
Jangan takut gagal, karena gagal itu biasa, tapi bangkit dari gagal itu baru luar biasa. Tidak penting seberapa banyak kita gagal, yang penting seberapa banyak kita bangkit setelah kita gagal.
Orang yang menganggur adalah orang yang takut usaha dan takut gagal, padahal itu adalah kunci menuju kesuksesan.
Jangan nganggur, Jangan gengsi, sekarang juga MULAI BEKERJA !!! Kalau sudah kerja, jangan Facebookan mulu ..
Pengangguran terjadi bukan karena sempitnya lapangan kerja, tapi karena sempitnya jiwa untuk bekerja dengan hati yang lapang (Bob Sadino)