Minggu, 06 Mei 2012

Dampak Hipoksia Bagi Kesehatan

Harian Seputar Indonesia,Thursday, 26 April 2012
Dampak Hipoksia bagi Kesehatan - Kita semua sedih dan turut berduka atas meninggalnya wakil menteri ESDM ␣ Prof Widjajono Partowidagdo yang begitu berdedikasi dan hidup sederhana.

Beliau mengalami sakit tiba-tiba hingga meninggal dunia saat melakukan kegiatan pendakian Gunung Tambora.Berita yang saya baca dari media,beliau meninggal akibat hipoksia, walaupun sebenarnya kepastian ini harus dibuktikan dengan pemeriksaan visum atau bedah mayat.Tentu rasanya tidak tepat kalau kita mempermasalahkan kenapa hal ini terjadi.Namun,apa yang telah terjadi seharusnya bisa menjadi pelajaran agar kejadian yang telah terjadi saat ini tidak terjadi pada saat di masa depan bagi siapa saja.

Hipoksia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang bisa menyebabkan permasalahan kesehatan karena akan berpengaruh pada organ-organ tubuh kita.Hipoksia bisa terjadi karena kadar oksigen yang kurang dari udara.Di dalam tubuh kita sebenarnya keseimbangan oksigen dijaga oleh sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan. Oleh karena itu,kondisi hipoksia juga dapat terjadi jika kita mengalami kerusakan pada sistem jantung dan pembuluh darah dan sistem pernapasan.Berbagai keadaan yang membuat kadar oksigen di sekitar kita rendah dapat membuat kita mengalami hipoksia.
Kondisi yang membuat kadar oksigen sekitar kita rendah adalah jika kita berada di atas ketinggian,seperti di pegunungan, berada di ruangan tertutup tanpa sirkulasi udara yang baik atau sirkulasi udara baik tetapi dipenuhi asap rokok.Seorang perokok juga akan mengalami hipoksia kronis yang jelas akan mengganggu kesehatannya.Penelitian doktor saya membuktikan bahwa kondisi hipoksia menyebabkan terjadinya perlukaan pada lambung berupa terjadinya ulkus. Gangguan yang terjadi pada organ akibat hipoksia dijelaskan secara kelainan organ melalui pemeriksaan histopatologi, baik secara langsung maupun pemeriksaan imunohistokimia.

Secara molekuler juga perubahan yang bisa menjelaskan hal-hal yang terjadi akibat hipoksia tersebut.Penelitian pada manusia menunjukkan bahwa pada kelompok orang yang sering berada di ketinggian ternyata lebih sering mengalami perdarahan lambung dibandingkan kelompok orang yang berada lebih rendah dari ketinggian. Kembali kepada hal yang terjadi pada almarhum Wamen ESDM.Banyak hal yang dapat menjelaskan kemungkinan kenapa kondisi beliau menurun saat berada pada ketinggian sehingga pada akhirnya terjadi kematian. Sebenarnya,penyebab meninggalnya beliau hanya dapat dipastikan dengan pemeriksaan autopsi atau bedah mayat.

Kematian di atas pesawat yang terjadi pada almarhum Munir dapat dipastikan bahwa pada tubuh beliau ternyata terdapat merkuri yang tinggi sehingga menyebabkan kematian beliau.Penemuan merkuri yang tinggi di dalam tubuh almarhum Munir dapat memastikan bahwa beliau meninggal karena diracun,walau sampai saat ini kasus ini belum terungkap dengan tuntas. Hipoksia,seperti dijelaskan,merupakan sesuatu yang seharusnya kita hindari, apalagi pada orang yang sudah mempunyai permasalahan pada pembuluh darahnya, baik pada pembuluh darah otak maupun pembuluh darah jantung.

Kadar oksigen yang rendah pada seseorang yang memang sudah mempunyai sumbatan pada pembuluh darah jantung jelas akan menyebabkan jantung mengalami penurunan suplai oksigen yang berat yang akan menyebabkan jantung akan mengalami iskemia (kekurangan oksigen) bahkan sampai terjadinya infark (kematian jaringan). Organ-organ lain juga jelas akan mengalami gangguan jika terjadinya hipoksia.Pada orang-orang yang memang sudah biasa tinggal di daerah ketinggian atau daerah dengan kadar oksigen rendah, biasanya tubuh sudah dapat menoleransi akan kebutuhan oksigen tersebut.

Hal ini juga ditunjukkan pada penelitian saya dengan perjalanan waktu tubuh sebenarnya akan melakukan adaptasi atas kekurangan oksigen yang terjadi,tetapi tentu adaptasi terjadi ini ada batasnya.Jika kondisi ini terus terjadi,tetap akan membahayakan jiwa. Faktor usia juga hal yang tidak bisa diabaikan pada seseorang yang mengalami hipoksia.Umur 60 tahun merupakan umur yang dimasukkan pada kelompok usia lanjut,umur 60 tahun juga digunakan sebagai patokan (cut off) untuk menetapkan faktor risiko terjadinya penyakit.

Dengan semakin tuanya umur,maka yang paling berpotensi terganggu adalah sistem pembuluh darah atau sistem vaskuler kita, antara lain sistem vaskuler di otak,sistem vaskuler di jantung,dan pembuluh darah seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Apabila terjadi gangguan pada sistem vaskuler kita,maka pada jaringan yang terganggu akan mengalami kekurangan oksigen.

Model hewan coba hipoksia yang menjadi model penelitian doktor saya, yang telah berhasil dibuat membuktikan bahwa kondisi hipoksia dapat menyebabkan kerusakan pada hati,ginjal,jantung,dan lambung jika mengalami hipoksia sistemik kronik.Hal ini harusnya menjadi perhatian kita semua,baik untuk pasien yang berada di RS maupun masyarakat umumnya,bahwa kondisi hipoksia sebenarnya memang harus dihindari. Aktivitas berat yang akan dilakukan, misalnya

berupa kegiatan olahraga berat seperti sepak bola,juga dapat menyebabkan kematian pada orang yang menjalaninya.

Begitu pula untuk kegiatan naik gunung yang juga dapat menyebabkan kematian, jika kita tidak memperhatikan persiapan yang baik atau tidak mengetahui apakah sebenarnya pembuluh darah jantung atau pembuluh darah otak kita sehat untuk menghadapi kondisi-kondisi,termasuk juga kondisi kekurangan oksigen.Untuk itu, sebaiknya untuk usia di atas 40 tahun melakukan check up untuk mengetahui apakah kondisi fisiknya fit.

Salam sehat.
Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD KGEH MMB FINASIM
Fellow of American College Of Physician (FACP)
Dampak Hipoksi bagi Kesehatan

loading...

Artikel Terkait

Posting Terbaru