Rabu, 30 Mei 2012

Hari Dunia Tanpa Tembakau 31 Mei …. 1 dari 3 orang Indonesia Merokok

Hari Dunia Tanpa Tembakau 31 Mei 2012
Satu dari Tiga  orang Indonesia Merokok
(@DokterAri)
 Indonesia saat ini mempunyai prestasi yang cukup menyedihkan seputar rokok. Indonesia mempunyai jumlah perokok terbanyak didunia setelah China dan India (WHO 2008). Dilihat dari sudut jumlah rokok yang dikonsumsi, konsumen rokok terbesar didunia setelah China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang  di tahun 2007. Amerika saat ini sudah berhasil menekan penduduknya untuk tidak merokok sehingga hanya tinggal 19,3 % pada tahun 2010. Keberhasilan Amerika untuk dapat menekan jumlah perokok pada masyarakatnya adalah karena kampanye media secara massal yang terus menerus dan konsisten akan dampak buruk merokok, harga rokok yang selalu meningkat dan memperluas daerah bebas rokok.  Di Indonesia hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 menunjukkan bahwa 1 dari 3 orang Indonesia merokok. Prevalensi kelompok umur diatas 15 tahun yang merokok tiap hari secara nasional sebesar 28,2 %. Sedang penduduk Indonesia yang kadang-kadang merokok sebanyak 6,5 %.  Paling tinggi perokok Indonesia   pada kelompok umur 25-64 tahun. Sebagian besar orang yang merokok di Indonesia adalah  penduduk pedesaan, tingkat pendidikan rendah, umumnya mereka  pekerja informal dengan status ekonomi rendah. Kondisi ini sungguh menarik dan menjadi renungan kita bersama. Orang-orang yang berpendidikan tinggi cenderung menghindari rokok. Hanya 19,6 % perokok setiap hari yang bertitel sarjana, 28,1 % tamat SMA, 26 % tamat SMP, 30,4 % tamat SD, 31,9% tidak tamat SD dan 26,7 % tidak sekolah.  Orang-orang dengan penghasilan tetap dan status ekonomi baik juga berkurang yang merokok. Salah satu hal yang membuat mereka mengurangi mengkonsumsi merokok karena mereka bekerja di ruang-ruang tertutup dan ber AC yang membuat mereka tidak dapat merokok setiap saat di ruangan tertutup.  Disisi lain yang perlu kita simak profil para perokok Indonesia dari RISKESDAS tersebut adalah lebih dari 60% usia pertama kali orang merokok di Indonesia kurang dari 20 tahun. Kelompok umur 15-19 tahun merupakan kelompok yang terbesar merokok dengan angka 43,3 %. Usia ini adalah usia mereka kelas 3 SMP, SMA dan awal kuliah. Umumnya kelompok ini adalah anak ABG yang memulai merokok untuk menunjukkan bahwa mereka sudah dewasa. Tetati ada hal yang sangat menyedihkan bahwa ada sekitar 2,2 % orang yang mulai merokok pada masa anak-anak yaitu pada umur 5-9 tahun.  Bahkan kita juga semua tahu bahwa beberapa anak Balita kita sudah menjadi pencandu rokok.Kita tahu juga bahwa perokok aktif ini akan menjadi masalah pada orang sekitarny mereokok, Mereka akan membuat orang disekitar menjadi perokok pasif, Ternyata RISKESDAS juga menunjukkan kepada kita semua bahwa para perokok Indonesia juga menyebabkan orang disekitarnya menjadi perokok pasif. Ternyata lebih dari 75 %  dari perokok di Indonesia mereka merokok di rumah. Laki-laki lebih banyak merokok dirumah dibandingkan wanita (76,8 % vs 73,1 %). Penduduk pedesaan lebih banyak merokok dirumah dibandingkan dengan perkotaan (83,5 % vs 69,4 %). Penduduk yang masih sekolahpun ternyata sebanyak  46,7 % merokok di rumah.

Dampak Buruk Rokok untuk Kesehatan
Tampaknya kita semua sudah tahu bahwa rokok berdampak buruk bagi kesehatan cuma masalahnya  bagi perokok karena sudah candu tidak mudah bagi mereka untuk meyakinkan diri   untuk tidak merokok. Bagi perokok kadang-kadang yang menjadi patokan dampak merokok buat mereka adalah gangguan pernafasan. Sehingga jika mereka tidak batuk dan tidak sesak mereka masih tetap merokok. Padahal efek samping dari merokok tidak melulu berdampak pada saluran pernafasan.  Tampaknya mereka harus "kapok" terlebih dahulu sebelum mereka berhenti merokok. Pasien yang mengalami kanker antara lain kanker lidah, karena kerongkongan,  kanker usus besar,  kanker paru atau kanker pankreas akan menyesali kenapa mereka merokok setelah menderita kanker.  Rasanya cerita dampak buruk rokok pada seseorang akan selalu kita alami terjadi pada keluarga kita. Apalagi saya yang sehari-sehari bertemu dengan pasien, melihat langsung dampak rokok pada kesehatan seseorang. Kalau penyakit akibat rokok tidak terlalu berat biasanya pasien hanya mengurangi sedikit rokoknya dan kembali lagi untuk merokok setelah sehat. Tetapi jika dampak sakit pada perokok tersebut cukup berat biasanya mereka berhenti merokok total.
Serangan stroke ringan atau TIA juga kadang kala membuat kapok seorang perokok untuk tidak merokok lagi. Ini terjadi pada ayah sendiri dimana beliau seorang perokok kuat dan berhenti total setelah jatuh di kamar mandi dan mengalami serangan stroke ringan. Para perokok yang mengalami hipersensitifitas pada saluran pernafasannya dimana jika mulai merokok maka akan merasakan sesak pasti tidak akan pernah untuk mencoba rokok. Serangan jantung juga bisanya membuat kapok seseorang untuk tidak merokok kembali.
Dampak lain yang sebenarnya tidak diketahui oleh para perokok bahwa rokok akan menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan atas seseorang. Mereka yang merokok sering merasa begah, cepat kenyang dan kembung. Rokok juga menyebakan asam lambung naik kembali ke kerongkongan atau refluks yang mencetuskan penyakit GERD. Belum lagi rokok juga dapat merusak gusi serta gigi geligi. Mereka umumnya tidak nafsu makan karena lambungnya sudah terasa penuh dengan gas akibat hirupan asap rokok. Kondisi hipoksia kronis pada seseorang perokok juga dapat mencetuskan penurunan nafsu makan, Oleh karena itu kita sering mendengar seseorang perokok yang berhenti merokok berat badannya akan naik karena nafsu makannya bertambah atau menjadi meningkat setelah berhenti merokok.

Akhirnya di hari dunia  tanpa tembakau yang jatuh pada tanggal 31 Mei  saya juga mengingatkan kembali kepada kita semua untuk peduli akan dampak buruk rokok ini. Rokok merupakan zat yang sangat membahayakan tubuh baik bagi perokok maupun orang yang berada disekeliling perokok tersebut. Kita harus mendukung penuh pelaksanaan perluasan Daerah bebas asap rokok.  Kita harus   Mendukung penuh peringatan Kesehatan berbentuk gambar pada bungkus rokok. Secara terus menerus Membantu pelaksanaan kampanye anti rokok karena berdampak buruk bagi kesehatan.

Salam sehat,
Dr.Ari Fahrial Syam
-Ketua Bidang Advokasi PB.PAPDI
-Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM
-Praktisi klinis






loading...

Artikel Terkait

Posting Terbaru