Massa yang kontra memaksa untuk masuk ke balai desa. Tetapi, petugas yang memasang pagar betis berhasil menghadang massa yang hendak menerobos. Massa sempat mundur sesaat. Kemudian mereka kembali memaksa masuk ke balai desa. Tak pelak, bentrokan kembali pecah. Petugas mengalah sehingga massa berhasil menerobos masuk halaman balai desa.
Dalam aksi demo massa terbagi menjadi dua, massa kontra dan massa pro kades Sumurber. Massa pro kades berbaju hitam sedangkan massa anti kades memakai baju putih. Antara massa pro dan kontra Kades Sumurber hanya dipisahkan barikade polisi. Sehingga, riskan terhadap bentrokan yang meluas karena saling berhadap-hadapan.
Warga yang kontra kades Sumurber sambil berorasi diatas mobil untuk masuk ke balai desa. Mereka jumlahnya lebih besar karena puluhan TKI asal Desa Sumurber yang bekerja di Malaysia sengaja pulang untuk bergabung dalam unjuk rasa melengserkan Kades Achmad Syafii. Pemicu unjuk rasa yakni kasus dugaan pencabulan oleh Kades Sumurber Imam Syafii yang kasusnya tidak berlanjut di penyidikan.
Namun, menurut Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Muhammad Nur Hidayat kepada wartawan, bahwa, kasus dugaan pencabulan Kades Sumurber, secara hukum belum terbukti dan masih terus diselidiki. Wakapolres Gresik, Kompol Kholilurrahman yang memimpin langsung pengamanan unjukrasa di Sumurber dengan kekuatan 100 personel polisi.
Akhirnya, polisi berupaya melakukan mediasi dua kelompok warga yang berseberangan. Sayangnya, tidak dihadiri oleh perwakilan dari Pemkab Gresik. Sebulan silam, unjukrasa serupa sudah terjadi di Sumurber dengan tuntutan yang sama. Namun, tidak ada penyelesaian konkrit. Alhasil, massa kembali bergerak dengan tuntutan yang sama.
sumber :
www.gresik.co
www.beritajatim.com
sumber :
www.gresik.co
www.beritajatim.com