Qualcomm meyakini sumber meningkatnya suhu prosesor adalah karena konsumsi dayanya yang terbilang tinggi. Oleh karena itu di Snapdragon 820 efisiensi daya juga jadi fokus yang utama, selain performa.
“Snapdragon 820 punya efisiensi thermal yang paling baik. Itu semua berkat konsumsi dayanya yang rendah,” kata Tim McDonough, VP Marketing Qualcomm, di Beijing, China.
Namun terlepas dari tujuannya yang ingin menghindari isu overheat, Qualcomm memang sangat fokus soal konsumsi daya yang rendah di Snapdragon 820. Karena produsen chip ini mengatakan prosesor flagship-nya ini tak akan sebatas mengincar perangkat smartphone saja, tapi lebih jauh itu yakni era Internet of Thing (IoT).
Seperti diketahui, perangkat-perangkat IoT umumnya berukuran ringkas. Artinya prosesor yang dipakai harus efisien konsumsi daya. Inilah yang lantas juga coba diincar oleh Qualcomm lewat Snapdragon 820. “Perangkat kan tak cuma bicara smartphone, ada yang lain-lain juga, macam-macam. Targetnya (perangkat) IoT,” ujar McDonough.
Kembali ke soal overheat, Snapdragon 810 yang merupakan pendahulu Snapdragon 820 sempat diterpa isu overheat itu. Meski cuma spekulasi, kabarnya karena alasan itu Samsung sampai memutuskan tak pakai Snapdragon 810.
Bahkan disebut-sebut keputusan Samsung ini sempat membuat Qualcomm agak terpuruk. Alasannya karena pembesut Galaxy S6 itu merupakan konsumen terbesar Qualcomm.
Seakan tak mau mengulangi kesalahan yang sama, Qualcomm memilih kembali menggarap core prosesor buatannya sendiri yang sekarang bernama Kryo dan masih berteknologi quad core, untuk dibenamkan di Snapdragon 820.
Meski quad core, jangan remehkan performanya. Pengujian benchmark membuktikan kalau Snapdragon 820 mampu meninggalkan jauh prosesor-prosesor octa core mobile yang ada saat ini. Namun secara konsumsi daya malah diklaim lebih rendah. Berkat itu Snapdragon 820 lantas juga diklaim punya efisiensi thermal yang paling baik, yang membuatnya bisa terhindar dari isu overheat.