Jumat, 22 Agustus 2014

Bipolar Disorder, Jiwa yang Selalu Berubah Ekstrem

Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a / hubungi email : ricky_kurniawan01@yahoo.com


Bipolar Disorder, Jiwa yang Selalu Berubah Ekstrem

Marshanda mencontohkan langkah-langkah memasang hijab bergaya chic dan fabulous. &lt;br&gt; Kunjungi &lt;a href=http://www.marshahijab.com&gt;MarshaHijab.com&lt;/a&gt; untuk tutorial lainnya.Marshanda mencontohkan langkah-langkah memasang hijab bergaya chic dan fabulous. <br> Kunjungi <a href=http://www.marshahijab.com>MarshaHijab.com</a> …


Artis sinetron Marshanda secara mengejutkan telah membuat pengakuan mengidap penyakit bipolar disorder. Pernyataan perempuan yang akrab disapa Caca itu pun membuat bipolar disorder akrab di telinga masyarakat, dalam beberapa pekan ini. Tapi tidak banyak orang yang mengetahui tentang penyakit kejiwaan ini.
Menurut psikolog Universitas Indonesia, Dyah Puspita, bipolar disorder tergolong gangguan jiwa berat. Sebab penyakit ini mendorong penderita mengalami perubahan suasana hati yang sangat ekstrem. Bahkan si pengidap dapat kehilangan pemahaman tentang gangguan yang diderita, juga hubungannya dengan orang lain.
"Sebutan bipolar disorder merujuk pada mereka yang mengalami episode perubahan mood secara ekstrem," ujar Dyah kepada Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Kamis, 15 Agustus 2014.
Penderita gangguan bipolar, Dyah melanjutkan, mengalami perubahan suasana hati dalam beberapa siklus atau episode. Satu ketika bisa menjadi hypomania atau mania, dan di waktu yang lain menjadi depresi. Penderita pun tidak bisa memperkirakan kedatangan siklus ini. Karena dapat saja muncul dalam hitungan tahun, bulan, minggu, atau jam.
"Dalam siklus mood tersebut, juga bisa terdapat episode normal. Di situlah seorang penderita bisa menjalani kehidupan dengan baik, dalam arti menyadari apa yang dilakukan," kata Dyah.
Penderita gangguan bipolar memiliki beberapa ciri. Jika berada dalam fase hypomania menuju mania, mereka akan merasakan gembira berlebihan, penuh semangat, banyak ide dan impian, suka berbicara, tidak bisa tenang, dan susah tidur. Mereka juga cenderung merasa diri paling hebat, menarik, mampu mengubah penampilan secara drastis, mendominasi, serta mengalami peningkatan nafsu seksual.
Di fase ini, pasien juga merasakan perubahan yang sangat cepat antara gembira dan sedih. Pun mudah marah dan penuh rasa permusuhan.
Sementara dalam episode depresi, suasana hati bakal menurun. Penderita bakal mudah menangis, kehilangan semangat, merasa tidak berguna, putus asa, dan berpikir tentang kematian. "Pada satu titik terparah, bisa muncul dorongan untuk bunuh diri," ujar Dyah. "Dan pasien melewati fase mania maupun fase depresi tanpa kesadaran diri atau insight."
Seseorang bisa mengidap bipolar disorder karena turunan atau faktor gen. Anak yang lahir dari ayah atau ibu pengidap gangguan bipolar, Dyah mengatakan, berpeluang 15-30 persen mengidap penyakit yang sama. Bila kedua orang tua menderita penyakit itu, si anak pun berisiko 50-75 persen.
Seseorang yang mengalami gangguan keseimbangan cairan kimia utama dalam otak pun dapat terancam penyakit ini. Cairan kimia yang dimaksud seperti norepinephrindopamine, dan serotonin. "Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini sebagai faktor penyebab bipolar disorder," kata dia.
Dyah menyarankan, penderita bipolar disorder mengonsumsi obat secara berkelanjutan, sampai ada rekomendasi dari dokter. Jika pasien merasa sehat dan berhenti meminum obat tanpa petunjuk dokter, besar kemungkinan akan kembali kambuh.
Menurut Dyah, pasien bipolar disorder tidak bisa begitu saja berhenti meminum obat. Melainkan harus melewati tahap pengurangan dosis. Hingga lambat laun dapat berkegiatan tanpa obat. Pasien dan keluarga juga mesti menerima edukasi untuk mengenal tanda-tanda penyakit kambuh. "Sehingga kala kondisi itu datang, bisa segera mencari pertolongan," kata Dyah.
Selain rutin meminum obat dari dokter, penderita sebaiknya menjalani terapi sosial-budaya dan lingkungan. Dalam hal ini keluarga, pasangan, atau teman-teman harus mendukung pasien untuk menjalani hidup sehat dan normal.
"Lingkungan yang tidak mampu menerima pasien, sehingga sering menghujani dengan kritik atau terlalu melindungi, akan memperburuk kondisi pasien," kata dia.

https://id.she.yahoo.com/bipolar-disorder--jiwa-yang-selalu-berubah-ekstrem-041808684.html
loading...

Artikel Terkait

Posting Terbaru