Minggu, 17 Juli 2016

Cerita Cinta - Bidadari Telaga Legenda Tolitoli

Orang bilang kisahku ini hanyalah mimpi atau hayalan belaka, tetapi bagiku, ini sebuah kisah yang tidak akan pernah bisa kulupakan, bahkan mungkin akan ku kenang sampai mati. Kisah tentang Pertemuanku dengan seorang gadis Bidadari Telaga Legenda di Tolitoli


Bidadari Telaga Legenda Tolitoli




Kisah ini dimulai ketika kami liburan semester tahun 2015, saat itu saya sedang kuliah di sebuah Universitas swasta, tepatnya di kabupaten Tolitoli yaitu kabupaten yang terletak di bagian utara Sulawesi tengah.
Karena liburan semester biasanya cukup lama, dan memang kali ini bertepatan dengan liburan puasa Ramadhan, teman – temanku mengajakku untuk melakukan Kamping, yang kebetulan tolitoli adalah daerah di pinggir laut yang memiliki bukit yang cukup menakjubkan. Sebagai laki-laki aku tidak mau kalah dan tentu sangat suka dengan petualangan.
Singkat cerita kami sudah menentukan harinya yaitu 3 hari sebelum puasa ramadhan, dengan segala persiapan kamipun berangkat menuju bukit di belakang kota, bukit ini cukup curam dan tidak terlalu jauh dari kota, akan tetapi karena kota tolitoli merupakan kota yang kecil, masih banyak bukit yang belum pernah terjamah manusia sama sekali, hutannya masih sangat asri, pohon besar, tumbuhan langka dan liar juga masih banyak.
Berjalan kaki kurang lebih 1 jam lamanya kami akhirnya sampai di tempat tujuan kamping kami, tempatnya benar-benar indah, namun tempat ini sudah sering dikunjungi oleh orang luar atau mahasiswa yang ingin liburan disini, salah satu temanku ingin mengajak ke tempat yang masih asli, karena katanya akan lebih asik dan seru, akhirnya kamipun setuju untuk masuk ke hutan yang lebih dalam yang masih asri. Hampir 2 jam kami naik turun bukit mencari tempat yang kami cocok, meskipun lelah, namun tidak terasa karena pemandangan yang keren dan memang kami menyukai hal ini. Sesaat kemudian terdengan temanku yang paling depan berteriak memanggil kami, kamipun lari menuju suara itu, takut di serang binatang buas atau digigit ular, ternyata ketika menemukannya, dia tertawa histeris, kami menemukan tempat yang benar-benar indah, padang rumput hijau yang cukup luas, lebih mirip lapangan golf atau halaman film teletubis.
Kami langsung istirahat sejenak dan mendirikan tenda serta mempersiapakan semua keperluan untuk berkemah. Ketika semua sudah selesai kami duduk-duduk  di salah satu pohon yang memang terletak di tengah padang rumput itu, kami bercerita dan berencana untuk menggunakan tempat ini sebagai markas rahasia, yang hanya kita-kita yang akan kemah disini.
Kami bercerita tentang pengalaman lucu kami masing-masing, dan pada saat itu ada salah satu temanku yang tiba-tiba memasang muka serius, dia ingin menceritakan sebuah legenda di perbukitan tolitoli ini. Dia bercerita bahwa di bukit tolitoli ini ada sebuah telaga atau telaga yang sangat sulit di ketahui, menurut cerita orang tua, telaga itu tidak terlalu luas, hanya seluas kira-kira 2 kali lapangan bola, meskipun begitu, airnya sangat segar dan jernih, namun kono hanya orang tertentu saja yang bisa mencapai telaga tersebut.
Cerita tentang telaga tersebut, kamipun tertawa karena mana mungkin ada sebuah telaga yang terletak diatas bukit yang terjal seperti itu, meskipun ada tentu akan banyak orang yang tau karena ukuranya yang cukup besar. Namun temanku tetap bersih kukuh bahwa memang cerita itu benar, karena dahulu kakeknya pernah melihatnya, ketika kakeknya berburu dan tersesat serta kehabisan air minum, dia melihat telaga itu, dan ketika dia berhasil pulang, dia mencoba mencari danau itu lagi namun tidak pernah ditemukan.
Karena keasikan cerita hari menjelang gelap kamipun kembali ke tenda, dan kami beru menyadari bahwa kami belum mencari kayu bakar untuk keperluan malam hari. Kami ada 8 orang, dan 3 orang ditugaskan untuk mencari kayu bakar sebelum gelap, dan salah satunya adalah aku.
Aku langsung lari menuju semak belukar di hutan agar cepat mendapat kayu sebelum gelap, hutan ini cukup aneh, karena meski tidak ada hujan, namun tanah dan kayu kayunya lembab, sehingga cukup sulit untuk mencari kayu yang kering, namun aku tidak mudah menyerah, karena apa asiknya kalau kemping namun tidak ada api unggun.
Akupun memutuskan untuk masuk lebih dalam ke hutan, sekitar 15 menit berjalan, dari kejauhan kulihat cahaya emas,  Bidadari Telaga Legenda Tolitoli - bagian 2
loading...

Artikel Terkait

Posting Terbaru