Sabtu, 27 Agustus 2016

Saya H4mil, Suami Berobat, Ibu Mertua Mencari Uang! Ternyata Pekerjaannya Adalah… Saya Pun Menangis!!

Karena pendidikan rendah, setelah h4mil saya begitu susah untuk memperoleh pekerjaan. Pada akhirnya saya tinggal dirumah, menunggu hingga mel4hirkan. Suami saya yaitu seseorang juru masak (koki), namun sungguh n"as, suami saya mengalami kecelakaan motor ketika berangkat 
kerja hingga sekarang ini dia harus beristirahat dirumah untuk berobat. 

Tahun ini ibu mertua saya berusia 64 th.. Setiap hari ia melihat kami makan, minum, nonton TV, main game. Ia juga mulai gelisah serta khawatir : " Harga s.u.s.u sangat mahal, pendapatan kita cuma segini… " 

Saya ketahui dia mulai gelisah, namun apa bisa buat, bila suami saya sudah membaik, saya akan menyuruhnya untuk segera bekerja. Tetapi 1/2 th. yang lalu, selain mengurus keperluan sandang 
pangan saya, setiap jam 8 pagi ibu mertua sudah keluar rumah. Siang jam 
11 : 30 saat pulang, saya ajukan pertanyaan ia pergi kemana.

Dia berkata ia pergi membagi brosur bersama dengan ibu­ibu sebaya yang lain. 
  
Saya serta suami saya lega, lantaran pekerjaan membagi brosur adalah pekerjaan yang cukup ringan, tidaklah terlalu meletihkan. Lalu kami bertanya, berapakah penghasilannya? 
  
Ibu mertua saya berkata, lantaran dia bekerja dengan cepat, jadi bosnya memberi kepercayaan sebagai penanggung jawab, sehari dia memperoleh 2000 yuan. 
  
Sesudah melalui 3 bln., ibu mertua saya setiap hari terlihat selalu senang. Bahkan juga terkadang belanja sayuran baru saat pulang ke rumah. Waktu itu suami saya berkata : " Saya merasa ada yang aneh, ibu teman saya juga bekerja membagi brosur, namun pendapatannya satu hari cuma 50 yuan saja. " Saya berkata : " Tidak mungkin, masa ibumu berbohong? " 
  
Hari ke-2, ibu mertua saya seperti biasanya keluar jam 8 pagi. Saya dan suami mengikutinya dari belakang, kami ingin melihat apa yang sesungguhnya dia kerjakan. 

Dia pertama­tama berkunjung di satu tempat parkiran. Ia mengeluarkan satu sepeda, didepannya bergantung satu tas berwarna hitam, dibelakangnya ada sebuah bangku kecil. 
  
Jam 8 : 30 pagi itu, ibu mertua saya lalu pergi ke pusat kota. Dia buka resleting tas hitam tersebut, berisi satu kain, sikat, semir sepatu, serta kain lap yang telah kusam... Pada saat itu seseorang pelanggan telah menyodorkan kakinya ke hadapan wajah ibu mertua saya. Ibu mertua saya menyelipkan rambutnya yang telah memutih ke belakang telinga, ia mulai bekerja. 

Saya serta suami saya tidak mau ibu mertua melihat kami, jadi kami pun membelakangi dia. Tak tahu mulai sejak kapan kami berdua mulai meneteskan air mata. 
  
Malam itu ibu mertua berkata : " Saya hari ini beli seekor ikan, biar saya masakkan untukmu. Kamu sedang h4mil, perlu banyak makan makanan bergizi. " 
  
Suami saya merebut ikan tersebut, berkata " Ibu, kamu duduk saja, biarlah saya yang memasak. " 
Ibu mertua berkata : " Saya takut kamu tidak tahu bagaimana cara memasak ikan ini. " 
Saya berkata : " Ibu, tidak enak juga saya akan tetap makan. Akhir­akhir ini, sungguh kami sudah merepotkanmu…… " sambil berkata­kata, saya mulai menangis… 

Ibu mertua saya menghapus air mata saya berkata : " Kamu sudah tau semua yah? " 
Saya menganggukkan kepala. 

Ibu mertua berkata : " Saya sudah tua, hendak bagi brosur juga sudah tak ada yang mau terima. Tak ada langkah lain, saya pada akhirnya jadi tukang semir sepatu. Sangat menguntungkan ! 
Setiap kali menyemir saya di beri upah 100 yuan, bahkan juga kadang-kadang ada orang 
yang berikan lebih. Kalian dua­duanya tidak bekerja, nanti ketika cucu saya lahir, biaya yang diperlukan tentu banyak. Saya hanya ingin mengurangi beban kalian. " 
  
Saya dan suami segera mem3luknya erat­erat dan berkata : " Ibu, maafkan kami…
loading...

Artikel Terkait

Posting Terbaru