JAKARTA, kompas..com — Pihak kepolisian menyatakan, aksi pengeboman di Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott memakai modus baru. Itu terlihat dengan cara pelaku memasuki sasaran dan material bom yang dipakai. Hal ini disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Sukarna dalam jumpa pers di Mal Bellagio, Jakarta, Jumat (17/7).
Menurutnya, dengan penjagaan superketat dari pihak keamanan, seharusnya setiap bahan peledak dipastikan tidak bisa masuk ke area hotel. Indikasi lain, ditemukan sebuah bom yang masih aktif yang dimasukkan ke dalam tas laptop di kamar 1808 Hotel JW Marriott.
"Mereka punya modus baru. Kemungkinan mereka pereteli dulu (komponen bom) di luar, baru dirakitnya di dalam hotel," ujar Nanan.
Selain itu, kemungkinan modus lain yang bisa digunakan agar pelaku bisa memasukkan bom ke dalam hotel adalah dengan menelan komponen bom tersebut, sebelum masuk ke hotel. "Mungkin saja bahan bom itu ditelan sebelumnya," ungkapnya.
Nanan menambahkan, dari barang bukti bom yang belum sempat meledak, diketahui jenis rangkaian bom masih seperti pelaku teror yang lama. "Rangkaian bom masih sama seperti dulu. Di situ ada mur, kalau dulu kan gotri. Cara merangkainya juga masih seperti dulu," ungkapnya.
Namun, hingga saat ini pihak kepolisian belum bisa menyimpulkan tentang motif dan dalang di balik kasus peledakan ini. Untuk sementara, pihak kepolisian mengambil beberapa rekaman CCTV yang ada di sekitar kamar 1808 sebagai barang bukti. Kepolisian berharap rekaman tersebut bisa membantu dalam mengungkap kasus ini.
"Saya mendapat informasinya sih di lorong dekat kamar 1808 ada CCTV-nya. Kan berarti kelihatan (pelakunya)," ungkapnya.
Kepolisian meminta semua pihak tidak berandai-andai terkait motif dan pelaku pengeboman tersebut. Kepolisian menyatakan tidak akan merahasiakan jika memang sudah diketahui motif dan pelakunya. "Jangan berandai-andai. Kita menyimpulkan berdasarkan fakta di TKP. Sekarang beberapa tim sedang bekerja. Kita tunggu saja," imbuhnya. (CR-2)
mantahb bener isinya.