Sensasional. Mungkin kata inilah yang paling tepat menggambarkan perasaan jika melihat wanita yang Anda cintai mengalami squirting. Sebuah tanda bahwa pasangan Anda telah mencapai kenikmatan bercinta.
Sayang, kondisi tersebut lebih banyak dinikmati lewat tayangan film dewasa saja. Pada kenyataannya, banyak pria bahkan wanita yang masih berhanya-tanya, apakah squirting ada di dunia nyata? Jika Anda mengetahui langkah yang tepat, tentu Anda bisa membuat wanita yang Anda kasihi mengalami squirting.
Sqiurting merupakan suatu tanda wanita telah mencapai puncak kenikmatan atau orgasme, di mana ditandai dengan keluarnya cairan air seni bercampur dengan pelumas.
Menurut seksolog Dr. Mulyadi Tedjapranata, pada kehidupan nyata squirting sebenarnya dapat terjadi. Namun yang perlu diingat, squirting tidak senantiasa terjadi pada saat orgasme. Selain itu, tidak semua wanita dapat mengalami squirting.
Mampu atau tidaknya wanita mengalami squirting ternyata dapat dipengaruhi oleh kemampuan Anda merangsang daerah sensitif atau G-spot. Hal ini semakin dipertegas oleh penjelasan Dr. Mulyadi. Seksolog yang membuka klinik Ozone di kawasan Kemayoran ini mengungkapkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa rangsangan pada G-spot yang hebat dapat menimbulkan orgasme dengan sensasi yang lebih kuat serta dapat disertai dengan squirting atau ejakulasi.
Lebih lanjut Mulyadi menjelaskan bahwa cairan yang dikeluarkan bukanlah sperma seperti yang terjadi pada pria dan bukanlah air kencing. Cairan squirting ini berasal dari kelenjar Skene, yang terletak di sekitar urethra (saluran kencing). Itu sebabnya mengapa cairan ejakulasi tersebut dikeluarkan melalui saluran kencing. Cairan ejakulasi ini juga berwarna jernih, karena bercampur dengan air kencing warnanya mirip air kencing.
Pada analisis kimia yang dilakukan terhadap cairan ejakulasi wanita, didapatkan adanya perbedaan antara cairan ejakulasi itu dengan air kencing.
Pada cairan ejakulasi ditemukan kadar Prostatic Acid Phosphate (PAP) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasinya pada air kencing. Jadi, rangsangan pada G-spot selain menimbulkan orgasme yang berbeda dibandingkan dengan rangsangan pada klitoris, juga dapat menimbulkan female ejaculation yang ditengarai dengan adanya enzim PAP pada wanita .
Jika squirting, sebuah tanda female ejaculation ini dapat terpancar cukup jauh, hal ini dikarenakan tergantung tingkatan orgasme yang dialami wanita tersebut.
Ada penelitian yang mengatakan bahwa female ejaculation sering terjadi pada posisi woman on top. Dalam posisi ini wanita lebih bebas menggerakkan tubuhnya sehingga dapat menerima rangsangan yang efektif dari gesekan Mr.P terhadap klitoris atau G-spot. Di samping itu kedalaman Mr.P juga dapat diatur sedemikian mungkin.
Sayang, kondisi tersebut lebih banyak dinikmati lewat tayangan film dewasa saja. Pada kenyataannya, banyak pria bahkan wanita yang masih berhanya-tanya, apakah squirting ada di dunia nyata? Jika Anda mengetahui langkah yang tepat, tentu Anda bisa membuat wanita yang Anda kasihi mengalami squirting.
Sqiurting merupakan suatu tanda wanita telah mencapai puncak kenikmatan atau orgasme, di mana ditandai dengan keluarnya cairan air seni bercampur dengan pelumas.
Menurut seksolog Dr. Mulyadi Tedjapranata, pada kehidupan nyata squirting sebenarnya dapat terjadi. Namun yang perlu diingat, squirting tidak senantiasa terjadi pada saat orgasme. Selain itu, tidak semua wanita dapat mengalami squirting.
Mampu atau tidaknya wanita mengalami squirting ternyata dapat dipengaruhi oleh kemampuan Anda merangsang daerah sensitif atau G-spot. Hal ini semakin dipertegas oleh penjelasan Dr. Mulyadi. Seksolog yang membuka klinik Ozone di kawasan Kemayoran ini mengungkapkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa rangsangan pada G-spot yang hebat dapat menimbulkan orgasme dengan sensasi yang lebih kuat serta dapat disertai dengan squirting atau ejakulasi.
Lebih lanjut Mulyadi menjelaskan bahwa cairan yang dikeluarkan bukanlah sperma seperti yang terjadi pada pria dan bukanlah air kencing. Cairan squirting ini berasal dari kelenjar Skene, yang terletak di sekitar urethra (saluran kencing). Itu sebabnya mengapa cairan ejakulasi tersebut dikeluarkan melalui saluran kencing. Cairan ejakulasi ini juga berwarna jernih, karena bercampur dengan air kencing warnanya mirip air kencing.
Pada analisis kimia yang dilakukan terhadap cairan ejakulasi wanita, didapatkan adanya perbedaan antara cairan ejakulasi itu dengan air kencing.
Pada cairan ejakulasi ditemukan kadar Prostatic Acid Phosphate (PAP) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasinya pada air kencing. Jadi, rangsangan pada G-spot selain menimbulkan orgasme yang berbeda dibandingkan dengan rangsangan pada klitoris, juga dapat menimbulkan female ejaculation yang ditengarai dengan adanya enzim PAP pada wanita .
Jika squirting, sebuah tanda female ejaculation ini dapat terpancar cukup jauh, hal ini dikarenakan tergantung tingkatan orgasme yang dialami wanita tersebut.
Ada penelitian yang mengatakan bahwa female ejaculation sering terjadi pada posisi woman on top. Dalam posisi ini wanita lebih bebas menggerakkan tubuhnya sehingga dapat menerima rangsangan yang efektif dari gesekan Mr.P terhadap klitoris atau G-spot. Di samping itu kedalaman Mr.P juga dapat diatur sedemikian mungkin.