Obesitas atau
kegemukan bukan hanya bisa berdampak buruk pada kesehatan. Kehidupan
seks pun bisa ikut terpengaruh. Ketika pasangan mengalami obesitas, hal
apa yang bisa terjadi saat aktivitas bercinta dilakukan?
Seperti
dikutip dari ABC Australia, riset yang dipublikasikan di Journal of the
American Medical Association mengungkapkan obesitas bisa menyebabkan
masalah impotensi pada pria. Penelitian yang dilakukan terhadap pria
berusia 35-55 tahun itu mengungkapkan obesitas menjadi faktor risiko terjadinya disfungsi ereksi.
Pria yang kegemukan atau obesitas berisiko 30% lebih besar terkena
impotensi. Dan ada sekitar delapan dari 10 pria yang memiliki masalah
ereksi tubuhnya sangat gemuk.
Dalam risetnya, peneliti kemudian
meminta para membagi responden pria ke dalam dua kelompok. Kelompok
pertama diminya untuk menjalani diet dan olahraga, sedangkan kelompok
kedua hanya diberikan informasi seputar bahaya obesitas. Kedua kelompok
ini diteliti selama dua tahun.
Setelah dua tahun hasilnya, pria
obesitas yang mengikuti program penurunan berat badan, hidupnya menjadi
lebih sehat. Bukan hanya itu saja, masalah disfungsi ereksi pun jadi
lebih membaik setelah berat badan turun. Dari riset diketahui, semakin
banyak berat badan berhasil terpangkas, semakin baik juga performa si
pria saat bercinta.
Seperti dilakukan para pria obesitas dalam
riset yang disebutkan di atas, olahraga dan hidup sehat memang bisa
menjadi solusi untuk membuat kehidupan seks lebih baik. Olahraga minimal
tiga jam dalam seminggu bisa memperkuat ereksi pria
Kenapa
penurunan berat badan bisa mempengaruhi ereksi pria? Dijelaskan
penggagas penelitian tersebut, Joan Khoo, MRCP dari Changi General
Hospital, Singapura, ketika berat badan, lingkar pinggang dan masa lemak
berkurang, sirkulasi atau aliran darah ke penis dan saluran kencing
menjadi lebih lancar. Lancarnya sirkulasi darah ini bisa membuat ereksi
menjadi lebih kuat.
PASANGAN TERLALU GEMUK,SEX PUN BERMASALAH.
Obesitas atau
kegemukan bukan hanya bisa berdampak buruk pada kesehatan. Kehidupan
seks pun bisa ikut terpengaruh. Ketika pasangan mengalami obesitas, hal
apa yang bisa terjadi saat aktivitas bercinta dilakukan?
Seperti
dikutip dari ABC Australia, riset yang dipublikasikan di Journal of the
American Medical Association mengungkapkan obesitas bisa menyebabkan
masalah impotensi pada pria. Penelitian yang dilakukan terhadap pria
berusia 35-55 tahun itu mengungkapkan obesitas menjadi faktor risiko terjadinya disfungsi ereksi.
Pria yang kegemukan atau obesitas berisiko 30% lebih besar terkena
impotensi. Dan ada sekitar delapan dari 10 pria yang memiliki masalah
ereksi tubuhnya sangat gemuk.
Dalam risetnya, peneliti kemudian
meminta para membagi responden pria ke dalam dua kelompok. Kelompok
pertama diminya untuk menjalani diet dan olahraga, sedangkan kelompok
kedua hanya diberikan informasi seputar bahaya obesitas. Kedua kelompok
ini diteliti selama dua tahun.
Setelah dua tahun hasilnya, pria
obesitas yang mengikuti program penurunan berat badan, hidupnya menjadi
lebih sehat. Bukan hanya itu saja, masalah disfungsi ereksi pun jadi
lebih membaik setelah berat badan turun. Dari riset diketahui, semakin
banyak berat badan berhasil terpangkas, semakin baik juga performa si
pria saat bercinta.
Seperti dilakukan para pria obesitas dalam
riset yang disebutkan di atas, olahraga dan hidup sehat memang bisa
menjadi solusi untuk membuat kehidupan seks lebih baik. Olahraga minimal
tiga jam dalam seminggu bisa memperkuat ereksi pria
Kenapa
penurunan berat badan bisa mempengaruhi ereksi pria? Dijelaskan
penggagas penelitian tersebut,
Joan Khoo, MRCP dari Changi General
Hospital, Singapura, ketika berat badan, lingkar pinggang dan masa lemak
berkurang, sirkulasi atau aliran darah ke penis dan saluran kencing
menjadi lebih lancar. Lancarnya sirkulasi darah ini bisa membuat ereksi
menjadi lebih kuat.