Provinsi Yunnan sebelah barat daya Tiongkok, terkenal akan topografi karstnya yang unik dan luar biasa.Disana terdapat obyek wisata Hutan,.... ya, Hutan tapi Hutan Batu..Shillin atau Hutan Batu kira-kira terletak 85 kilometer sebelah Tenggara Kota Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, terdiri dari delapan obyek pemandangan. berada di Hutan batu yang sekarang, dulunya pada 270 juta tahun yang lalu sebenarnya merupakan sebuah samudera. Batu kapur yang terbenam di dalam air laut terus-menerus mengalami pengikisan sehingga menjadi parit dan tiang batu kapur dengan bentuk yang beraneka ragam. Kemudian, setelah mengalami gerakan kerak bumi, lautan menjadi daratan, sehingga terbentuklah Hutan Batu yang ajaib.
Hutan yang terbuat dari batu ini dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2007. Dengan formasi batu yang indah, gua-gua dan danau, taman nasional adalah suatu tujuan wisata yang populer.
Hutan yang terbuat dari batu ini dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2007. Dengan formasi batu yang indah, gua-gua dan danau, taman nasional adalah suatu tujuan wisata yang populer.
Image Broken Sphere
Pada tahun 1950-an, pemerintah Tiongkok melakukan eksplorasi dan desain terhadap Hutan Batu dengan membangun prasarana pelengkap dan kemudian membukanya secara resmi pada tahun 1976, sehingga menghadirkan keajaiban tersebut di hadapan publik.
Pintu masuk utama ke Hutan Batu:
Image Chenyun
Di sekitar daerah Hutan Batu tinggal etnis Sani, salah satu cabang dari etnis Yi. Begitu memasuki daerah Hutan Batu, keramahtamahan penduduk etnis Sani serta kekhasan gaya dan kebiasaan hidup etnis ini segera dapat dirasakan.
Perwakilan dari minoritas Yi China:
Image
Brücke Osteuropa
Di depan gerbang Hutan Batu, gadis dan laki-laki etnis Sani setempat berkumpul. Laki-laki memainkan beraneka ragam alat musik untuk mengiringi nyanyian dan tarian para gadis yang menyambut para wisatawan. Baju mereka yang berwarna-warni juga sangat mempesona.
Pemandu He Jialan adalah gadis etnis Sani yang sangat cantik. Sebagai salah satu pemandu terbaik di Hutan Batu, He Jialan pernah memandu tidak sedikit tokoh terkenal dalam dan luar negeri.
Sebuah gerbang alam raksasa:
Image Fabian Boll
Bagian barat Shilin adalah urusan turis:
Image Broken Sphere
Beberapa formasi batu hingga 30 m, jauh melebihi tinggi dan usia pengunjung. Shilin terdiri dari satu set formasi karst, banyak yang tampaknya berasal dari tanah seperti stalagmit atau pohon batu, seluruh lanskap karst menciptakan ilusi dari hutan batu.
Hutan batu tepat sebelum matahari terbenam:
Image Sebastian Boll
Lanskap Karst adalah hasil dari air agak asam - yaitu hujan yang telah mengambil karbon dioksida dalam perjalanan melalui atmosfer - melarutkan batuan dasar larut seperti kapur atau dolostone. Air hujan agak asam mencuci batuan yang ada patah tulang sampai mereka meningkat menjadi bukaan yang lebih besar dan akhirnya sistem drainase bawah tanah.
Image Eric Chan
Sempurna untuk piknik indah:
Image Kent Wang
Menelusui sebuah jalan di depan, maka akan ketemu sebuah batu yang menyerupai gigi manusia.
Pemandu He Jialan mengatakan: "Batu itu menyerupai gigi manusia. Ada yang percaya sakit gigi bisa lenyap bila meraba batu itu." ( Ma'af tidak punya koleksi fotonya ).
Tak jauh dari batu gigi itu ada sebuah gua yang atapnya sempit dan dasarnya lebar, mirip sebuah lonceng. Apabila Anda menyanyi di dalam gua itu, efeknya hampir sama seperti di dalam studio profesional. Untuk memperdengarkan efek suara ajaib di dalam gua tersebut, pemandu He Jialan menyanyikan soundtrack lagu Film Ashima yang berjudul "Lonceng Kuda Berbunyi, Burung Giok Menyanyi."
Beberapa batu berwajah tayangan Shilin:
He Jialan mengatakan, bila berbicara tentang Hutan Batu tentu tak dapat lepas dari cerita legenda tentang Ashima, gadis etnis Sani yang cantik dan baik hati, yang menjadi simbol Provinsi Yunnan.
"Ashima menjalin cinta dengan Ahei. Tapi, putra pejabat setempat, Azhi juga menaruh hati pada Ashima. Azhi kemudian memaksa Ashima menikah dengannya, tapi Ashima menolaknya mentah-mentah. Untuk menghindari kejaran Azhi, Ashima dan Ahei lari sampai tiba di Hutan Batu. Karena tidak dapat menemukan Ashima, Azhi menyalurkan air danau untuk menenggelamkan Hutan Batu. Setelah air danau surut, Ashima berubah menjadi patung batu. Apabila Anda memanggil nama Ashima di patung tersebut, konon bisa terdengar suara jawaban Ashima."