World AIDS Day: Tes HIV untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.
Tanggal 1 Desember 2011 dikenal sebagai Hari AIDS dunia, sebagaimana kita ketahui bahwa penyakit HIV AIDS ini sangat berbahaya dan mematikan ini. Sehingga kita semua juga seharusnya selalu mewaspadai penyakit ini ditengah-tengah kita. Penyakit ini disebabkan oleh virus “Human Immunodeficiency Virus” (HIV), sampai saat ini vaksin yang established yang dapat digunakan secara luas juga belum ditemukan. Disisi lain Obat Anti Retroviral (ARV) yang ada saat ini sudah mampu menekan jumlah virus sampai tidak terdeteksi. Bukti klinik membuktikan bahwa pengobatan dengan ARV bisa menekan penyebaran virus sampai lebih 90 %. Di Indonesia ARV saat ini masih gratis dengan akses mudah untuk mendapatkannya.
Disisi lain baru 10 % obat ARV ini digunakan oleh pasien yang sudah diketahui menderita HIV AIDS.
Harus kita sadari orang dengan virus HIV ditubuhnya tidak akan berbeda dengan orang lain yang tidak mempunyai virus HIV. Yang membedakan adalah apakah seseorang mengidap HIV atau tidak hanya dengan pemeriksaan Darah (anti bodi HIV). Gejala klinis muncul pada penderita HIV yang sudah lanjut, jika daya tahan tubuhnya sudah sedemikian terganggu sampai timbul infeksi oportunistik seperti sariawan karena jamur kandida, TBC paru, diare kronik karena infeksi jamur atau parasit atau berupa timbul hitam-hitam dikulit. Selain itu, pasien HIV yang sudah masuk tahap lanjut ini mengalami berat badan turun.
Dalam pengalaman praktek sehari-hari pasien dengan diare kronik, sariawan karena jamur kandida dan berat badan turun mendominasi kasus-kasus HIV AIDS yang datang ke praktek dokter. Apalagi hasil pemeriksaan laboratorium dengan jumlah lekosit kurang dari 5000 dengan limfosit kurang dari 1000, bisa kita duga bahwa pasien diare kronik tersebut menderita HIV AIDS. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik secara bersama-sama atau transfusi darah serta penularan dari ibu dengan HIV kepada bayinya melalui proses kehamilan, persalinan dan menyusui. Infeksi ini tidak ditularkan melalui gigitan nyamuk,atau gelas atau alat makan dari penderita HIV.
Mengingat bahwa Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan percepatan angka kejadian HIV AIDS yang tinggi di dunia dan sampai saat ini angka deteksi HIV di Indonesia masih rendah, maka perlu inisiatif dari masyarakat untuk memeriksakan diri apakah HIVnya positif atau tidak.
Selain itu diharapkan petugas kesehatan juga dapat memotivasi pasiennya untuk diperiksa HIVnya. Siapa saja yang pernah melakukan hubungan seksual, terutama hubungan seksual diluar nikah dan pernah menggunakan jarum suntik yang tidak steril atau pernah menggunakan Narkoba jarum suntik dianjurkan untuk melakukan tes HIV. Karena semakin dini pasien HIV diberikan ARV semakin cepat menurunkan jumlah virus dan mengurangi potensi penularan dan tentu pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV tersebut.
Pada akhirnya orang dengan HIV yang mendapat obat ARV akan hidup sama sehatnya dengan orang tanpa HIV.
Salam sehat,
Ari Fahrial Syam
PB PAPDI