IUD dipasang diluar hamil dan saat selesai menstruasi. Pemasangan program post partum belum memuaskan karena banyak terjadi ekspulsi dan masyarakat segan untuk kembali.
IUD dapat dipasang pada :
1. Bersamaan dengan menstruasi
2. Segera setelah bersih menstruasi
3. Pada masa akhir menstruasi
4. Tiga bulan pasca puerperium
5. Bersamaan dengan seksio secaria
6. Bersamaan dengan abortus dan kuretage
7. Hari kedua – ketiga pasca persalinan (Manuaba, 1998).
IUD Tidak dapat dipasang pada :
1. Terdapat infeksi genetalia
a. Menimbulkan eksaserbasi (kambuh) infeksi
b. Keadaan patologis lokal : flungkle, stenosis vagina, infeksi vagina.
2. Dugaan keganasan serviks
3. Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas
4. Pada kehamilan : terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan, infeksi (Manuaba, 1998).
Prosedur Klinik Proses Pemasangan IUD
Pencegahan Infeksi
Untuk mengurangi risiko infeksi pasca pemasangan yang dapat terjadi pada klien petugas klinis harus berupaya untuk menjaga lingkungan yang bebas dari infeksi dengan cara sebagai berikut :
1. Tidak melakukan pemasangan bagi klien dengan riwayat kesehatan maupun hasil pemeriksaan fisiknya menunjukkan adanya IMS.
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah tindakan.
3. Bila perlu, minta klien untuk membersihkan daerah genitalnya sebelum melakukan pemeriksaan panggul.
4. Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan steril.
5. Setelah memasukkan spekulum dan memeriksa serviks, usapkan larutan antiseptik beberapa kali secara merata pada serviks dan vagina sebelum memulai tindakan.
6. Memasukan AKDR dalam kemasan sterilnya.
7. Gunakan teknik “tanpa sentuh” pada saat pemasangan AKDR untun kengurangi kontaminasi kavum uteri.
8. Buang bahan-bahan terkontaminasi.
9. Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakai ulang dalam larutan klorin 0,5% setelah digunakan.